Jumat, 17 Oktober 2014

Tugas TOU 1 Minggu ke 2

Kepemimpinan Presiden BJ Habibie

Habibie menjadi presiden menggantikan Soeharto yang mengundurkan diri. Pemerintahan Habibie memang tidak sama dengan Soeharto. Akan tetapi beliau mengucapkan bahwa beliau merupakan murid Soeharto. Karena ucapan tersebut, timbul pergolakan yang mengakibatkan Habibie tidak lama memerintah Indonesia.

BJ HABIBIE , juga merupakan bagian dari masa Pemerintahan President Soeharto ,ia menganggap Soeharto merupakan seorang bapaknya sekaligus guru bagi dia .justru dalam hal ini gaya kepemimpinan habibie dengan soeharto yang dia anggap sebagai gurunya itu sangat bertolak belakang, contohnya pada sidang kabinet yang dipimpin Soeharto selalu berlangsung dalam suasana mencekam. Para menteri takut angkat tangan mengajukan diri untuk bicara. Sementara itu, di zaman Habibie, para menteri justru berebut mengacungkan jari,”susana sidang kabinet seperti sebuah seminar. Habibie sendiri yang merangsang suasana seperti itu karena dia memang senang berdebat. Semakin didebat, ia semakin bersemangat untuk berbicara, menangkis dan melawan sebab Habibie tidak mau kalah. Karena semua menteri boleh bicara dan perdebatan dibuka seluas-luasnya sebelum diambil keputusan,” Muladi, mantan Menteri Kehakiman di era Orde Baru.

Sebenarnya gaya kepemimpinan Presiden Habibie adalah gaya kepemimpinan Dedikatif-Fasilitatif, merupakan sendi dan Kepemimpinan Demokratik. Pada masa pemerintahan B.J Habibie ini, kebebasan pers dibuka lebar-lebar sehingga melahirkan demokratisasi yang lebih besar. Pada saat itu pula peraturan-peraturan perundang-undangan banyak dibuat. Pertumbuhan ekonomi cukup tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya Habiebi sangat terbuka dalam berbicara tetapi tidak pandai dalam mendengar, akrab dalam bergaul, tetapi tidak jarang eksplosif. Sangat detailis, suka uji coba tapi tetapi kurang tekun dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Dalam penyelengaraan Negara Habibie pada dasarnya seorang liberal karena kehidupan dan pendidikan yang lama di dunia barat.

Gaya komunikasinya penuh spontanitas, meletup-letup, cepat bereaksi, tanpa mau memikirkan risikonya. Tatkala Habibie dalam situasi penuh emosional, ia cenderung bertindak atau mengambil keputusan secara cepat. Seolah ia kehilangan kesabaran untuk menurunkan amarahnya. Bertindak cepat, rupanya, salah satu solusi untuk menurunkan tensinya. Karakteristik ini diilustrasikan dengan kisah lepasnya Timor Timur dari Indonesia. Habibie digambarkan sebagai pribadi yang terbuka, namun terkesan mau menang sendiri dalam berwacana dan alergi terhadap kritik


Tidak ada komentar:

Posting Komentar