Minggu, 05 Juni 2016

Resensi Novel & Rancangan Usul Penelitian

RESENSI RAHASIA HUJAN


Ini adalah sebuah cerita dimana ada sebuah kisah di sekolah Bogor Persada. Tapi dengan sebuah singkatan yang menarik yaitu BOPER. Ya sedikit sedikit sekilas seperti kata BAPER sih. Hehehheh. Pandu adalah tokoh utama dalam novel ini. Dia adalah seorang ketua kelas 11 IPA 3.dalam hari tertentu Bu salma masuk kedalam kelas 11 IPA 3.
      Bu salma pun memperkenalkan siswa baru yang bernama anggi. Yang berasal dari jepang. Sepertinya teringat dengan idol grup jepang sih kaya AKB48 yang imut imut gitu menurut ku. Maklum anak wota wkwkwk. Tapi setelah ku baca lagi ternya si anggi adalah anak yang sederhana dengan kemsteriusannya.
      Penulis juga menjelaskan bahwa tempat asal si gadis pindahan jepang. Denga cukup deatail lah. Dan juga penulis menyisipkan kata kata bahasa jepang seperti kata. Ohayou gozaimasu, watashiwa anggi desu. Douzo yoroshiku onegaishimasu. Kaya salam perkenalan gitu dalam bahsa jepang. Dan didalam kehidupan pandu ada banyak teman lagi seperti mamet, arif, zainal, maya, ririn, damar, jati dan yuni. Dan ada pacarnya pandu dalam kisah ini. Yaitu nadine. Dengan setelah gadis manis berparas cantik. Dimana pandu dan nadine adalah pasangan yang cukup klop. Dimana keduanya saling pengertian jarang sekali ada cemburu.
      Nadine adalah anak yang suka membuat gambar boneka bonekaan asal jepang yaitu teru teru bozo. Ya boneka buat penangkal hujan gitu dalam kepercayaan jepang.kalo ingin tau detailnya seperti yang ada digambar sampul cover. Lalu pandu pun menyarankan anggi supaya dia menaruh gambarnya di mading. Karna dimading mulai jarang ada peminatnya. Pandu berharap mading bisa kembali ngetren kembali.
      Dan dari situ banyak hal hal yang akan di bahas tentang kejanggalan kejanggalan. Dan dimulai lah petualangan seru dan ketegangan yang mencekam.

Teru teru bozu, teru bozu       - Teru teru bozu, teru bozu
Ashita tenki ni shite o-kure         - buatlah esok hari yang cerah
Sorete mo kumotte naitetara          - tetapi jika awan menangis
Somata no kubi wo chon to kiru zo    - aku akan penggal kepalamu
Untuk cerita novel ini aku kasih rating bintang 4 setengah.heheheheh bagus soalnya. Kalo kalian ingin kelanjutannya lebih baik beli bukunya. Di toko buku gramedia juga ada. Dijamin deh seru gak akan nyesel kalo belinYA. SOALNYA bener bener keren.

Judul buku    : Rahasia Hujann
Penulis            : Adham T. Fusama
Penerbit          : Moka Media
Tahun Terbit : 2014 
Tebal buku    : 272 hal; 12,7 x 19 cm
ISBN               : 979-795-857-4


(CONTOH )
RANCANGAN USUL PENELITIAN DENGAN
METODE EKSPERIMEN

JUDUL :
Studi Eksperimen tentang Respon Kognitif Siswa SMUN 4 Surakarta setelah Mendapat Terpaan Iklan Layanan Masyarakat mengenai Bahaya Narkotika dan Obat-obatan Psikotropika yang Menggunakan Celebrity Endorsers dengan yang tidak, untuk Media Iklan Audio Visual, Audio, dan Cetak.

LATAR BELAKANG MASALAH :
Bahaya pemakaian Narkotika dan obat-obatan psikotropika di negeri ini sudah semakin mengkhawatirkan. Persoalan ini sudah mencapai titik yang kritis karena wilayah peredarannya disinyalir sudah memasuki sekolah-sekolah baik di tingkat SMU,SLTP bahkan ada yang sampai merambah ke sekolah sekolah Dasar.
Mencermati kondisi itu diperlukan beberapa sarana untuk mencegah makin meluasnya penyalahgunaan benda terkutuk ini, salah satunya melalui sarana penerangan ke masyarakat seperti pembuatan iklan layanan masyarakat ( ILM ) tentang bahayanya menggunakan Narkotika dan sejenisnya. Khususnya, sesuai dengan sasaran keprihatinan dalam penelitian ini adalah iklan layanan masyarakat tentang Narkotika dan obat-obatan psikotropika yang segmentasinya adalah siswa-siswi SMU.
Menyusun sebuah iklan layanan masyarakat meskipun tujuannya tidaklah untuk mengejar keuntungan kapital karena yang dituju bukanlah penjualan produk melainkan penyadaran masyarakat akan tetapi teknik dan strategi eksekusi iklannya tetap berlandaskan pendekatan teoritis sebagaimana dilakukan oleh dunia periklanan komersial.
Terdapat beberapa strategi di mana iklan diharapkan memiliki
efektivitas yang memadai sebagaimana tujuan iklan yakni dengan menentukan secara tepat pemilihan media iklannya, selain itu juga memanfaatkan sarana
penguat untuk mendukung terciptanya efek kognitif, afektif bahkan perubahan perilaku di dalam diri khalayak yang mendapat terpaan iklan.Pendukung iklan yang menggunakan testimoni atau kesaksian oleh tokoh tertentu, katakanlah kalangan artis, dalam istilah periklanan lazim dikenal sebagai celebrity endorsers.
Berangkat dari persoalan itulah penelitian ini hendak dilakukan. Dengan menggunakan metode eksperimen, penelitian ini mencoba mengetahui apakah ada perbedaan signifikan dalam hal respon kognitif khalayak siswa SMU setelah mendapat terpaan iklan layanan tentang bahaya Narkotika ini dengan membandingkan faktor celebrity endorsers dan yang tidak.Selain itu penelitian ini juga akan melihat perbedaan efektivitas ILM dimaksud di atas untuk kategori pemilihan media iklan audio visual (video klip ILM), audio ( audio record ILM ) dan cetak ( Printout ILM majalah )

RUMUSAN MASALAH PENELITIAN :

Apakah terpaan iklan layanan masyarakat tentang bahaya penggunaan narkotika dan obat-obatan Psikotropika yang menggunakan celebrity endorsers lebih efektif dibandingkan dengan yang tidak menggunakan celebrity endorser di dalam menimbulkan respon kognitif tentang bahaya Narkotika dan obat-obatan psikotropika bagi siswa SMU N 4 Surakarta.
Jenis media apakah yang paling efektif di antara media audio visual, audio dan cetak, sebagai iklan layanan masyarakat tentang bahaya penggunaan narkotika dan obat-obatan Psikotropika dalam menimbulkan respon kognitif tentang bahaya Narkotika dan obat-obatan psikotropika bagi siswa SMU N 4 Surakarta

4. ASUMSI TEORITIS
Pemilihan media dalam iklan
Terdapat beberapa pertimbangan dalam pemilihan media iklan. Di antaranya adalah kemampuannya dalam memvisualisasikan pesan sehingga memiliki daya tarik tersendiri. Televisi atau media audio visual dianggap mampu Tri Nugroho Adi -MPK Kuantitatif- Jurusan Ilmu Komunikasi Unsoed Page 3 menciptakan suasana yang bersamaam di berbagai wilayah jangkauannya dan mendorong khalayak memperoleh informasi dan melakukan interaksi secara langsung ( Sumartono, 2002)
Televisi juga berkemampuan menimbulkan dampak yang kuat terhadap konsumen. Kombinasi dua indera penglihatan dan pendengaran membuat televisi mampu menciptakan kelenturan bagi pekerjaan-pekerjaan kreatif dengan mengkombinasikan gerakan, kecantikan, suara, warna, drama, dan humor ( Kasali, 1993 )
Kelebihan –kelebihan televisi tersebut sebagai media iklan, diasumsikan akan berpengaruh bagi audience-nya. Dalam suatu penelitian mengenai hubungan intensitas menonton tayangan iklan televisi dan persepsi visualisasi iklan terhadap tingkat pengenalan khalayak tentang produk menghasilkan kesimpulan bahwa iklan memang berpengaruh besar dalam benak audience-nya ( Ari Dina Krestiawan, 2002 )

Endorser dalam Iklan
Endorser atau pendukung adalah sumber informasi yang terdapat dalam sebuah iklan, yang memiliki penerimaan dari isi atau argumen dalam pesan yang disamoaikan karena kredibilitas dan daya tarik yang dimilikinya.
Endorser dalam sebuah iklan merupakan sumber komunikasi yang mempunyai peran sebagai orang yang terlibat dalam mengkomunikasikan pesan-pesan yang terdapat dalam iklan. Menurut Blech G Myers ( dalam Moriarty, 1986 ) ada beberapa alasan digunakannya endorser dalam iklan yaitu :

Dalam memakai endorser dapat meningkatkan angka konsumsi dalam iklan ( viership dan listenership )
Seorang endorser yang memiliki sifat positif dan dikenal oleh khalayak, maka dapat pula berdampak positif terhadap perusahaan dan produk yang bersangkutan yang ia bintangi
Karakteristik seorang endorser dapat kemudian dihubungkan dengan pamor produk Dalam konteks penelitian ini, pemilihan endorser dalam iklan layanan masyarakat tentang narkotika karena pertimbangan dikenal tidaknya seseorang oleh publik. Di sini tokoh yang mudah dikenali oleh para remaja SMU adalah para selebrity. Selebrity diasumsikan mencerminkan simbol-simbol tertentu seperti status sosial, gaya hidup ataupun simbol-simbol yang lain. Selebrity sebagai endorser dianggap memiliki kekuatan untuk menarik perhatian khalayak yang melihatnya. Terlebih lagi bagi masyarakat yang mengidolakannya.

Respon kognitif khalayak
Efek iklan sebagai salah satu bentuk komunikasi pesan seperti juga yang dikemukakan oleh model hirarki efek komunikasi dari Lavidge dan Steiner berjalan dari tahap kognisi ( pengetahuan), afeksi ( sikap) lalu konasi ( tingkah laku ). Iklan dapat membentuk, merubah ataupun mempertahankan persepsi tertentu. Dalam kaitan dengan model hirarki efek, persepsi merupakan bagian dari tahap kognisi. Model hierarki efek sebagaimana dikemukakan oleh Lavidge dan Steiner ( 1961 ) Dapat dilihat dalam bagan berikut :

https://2.bp.blogspot.com/-qVM7dLBmebs/V1OltQlP5CI/AAAAAAAAAJw/UGrQA-c8mhsNlesue3u2FnT_Sl0qQpJ4ACLcB/s320/data%2Bmasuikan.png

Dalam model tersebut disebutkan adanya tiga aspek dalam efek komunikasi periklanan yaitu aspek kognitif, aspek afektif dan aspek konatif. Penelitian ini akan lebih terkait dengan aspek kognitif.

5. HIPOTESIS PENELITIAN
Iklan layanan masyarakat tentang bahaya Narkotika dan Obat-obatan Psikotropika yang menggunakan celebrity endorsers lebih efektif dibandingkan dengan yang tidak menggunakan celebrity endorsers di dalam menimbulkan respon kognitif tentang bahaya Narkotika dan Obat-obatan psikotropika bagi siswa SMU N 4 Surakarta.
Terpaan iklan layanan masyarakat tentang bahaya penggunaan narkotika dan obat-obatan Psikotropika yang menggunakan media audio visual lebih efektif dibanding dengan media audio di dalam menimbulkan respon kognitif tentang bahaya Narkotika dan obat-obatan psikotropika bagi siswa SMU N 4 Surakarta.
Terpaan iklan layanan masyarakat tentang bahaya penggunaan narkotika dan obat-obatan Psikotropika yang menggunakan media visual lebih efektif dibanding dengan media audio di dalam menimbulkan respon kognitif tentang bahaya Narkotika dan obat-obatan psikotropika bagi siswa SMU N 4 Surakarta.

6. METODE PENELITIAN : EKSPERIMEN
Populasi dan Sampling :
Populasi dalam penelitian ini adalah para siswa-siswi SMU N 4 Surakarta
Sampling diambil dengan menggunakan random sampling berstratifikasi dengan memperhatikan perbedaan jenjang kelas 1 sampai dengan kelas 3
Variabel : Dua Independent Variabel adalah eksekusi iklan dengan menggunakan celebrity endorsers dan yang tidak menggunakan celebrity endorsers dan perbedaan jenis media. Sedangkan Variabel Dependentnya adalah respon kognitif siswa tentang bahaya penggunaan Narkotika dan obat-obatan psikotropika.
Design research: a 2 X 3 factorial design sebagai berikut : (1) dua jenis eksekusi iklan yakni ILM yang menggunakan celebrity endorser dan yang tidak menggunakan celebrity endorser (2) tiga jenis media : media audio/ radio; media audio visual/ televisi dan media cetak/majalah
Langkah penelitian:
Menyiapkan media ILM yang terdiri dari media audio visual, media audio dan media cetak. Masing-masing media dibuat dengan eksekusi iklan berbeda antara menggunakan celebrity endorsers dengan yang tidak. Mempersiapkan ruangan treatment dsb.
Menyiapkan instrumen pengukuran termasuk melakukan test alat ukur terlebih dahulu.
Menentukan subyek ( siswa) penelitian/eksperimen secara acak dengan memperhatikan stratifikasi kelasnya, siswa kelas 1 sampai dengan kelas 3,dengan memperhatikan total jumlah siswa dalam kelas pararel. Karena jumlah total siswa kelas 1 s.d. 3 pararel besar /lebih dari 100 siswa maka ditentukan tiap kelas (pararel) adalah 15% ( sesuai dengan patokan penentuan jumlah sampel menurut Arikunto, 2002 :112 )
(4) Siswa tersebut kemudian dibagi menjadi 3 Grup,Grup A kelas 1, Grup B kelas 2 dan Grup C kelas 3 ( total kelompok ekperimen menjadi 18 kelompok )
Melakukan pretest dengan instrumen yang telah dipersiapkan terhadap ketiga Grup yang masing- masing Grup terdiri dari enam kelompok.
Delapan belas kelompok ekpsperimen tersebut kemudian diberi treatment / perlakuan secara bersamaan sebagaimana tergambar dalam bagan di bawah ini : Tri Nugroho Adi -MPK Kuantitatif- Jurusan Ilmu Komunikasi Unsoed Page 7




Perlakuan
Jenis
Media
Terpaan ILM dengan celebrity endorsers
Terpaan ILM tanpa menggunakan celebrity endorsers
Audio visual
Kel I
Kel II
Audio
Kel III
Kel IV
Cetak
Kel V
Kel VI

Kel I kelompok yang mendapat terpaan ILM audio visual + celebrity endorsers
Kel II kelompok yang mendapat terpaan ILM audio visual, tanpa celebrity endorsers
Kel III kelompok yang mendapat terpaan ILM audio + celebrity endorsers
Kel IV kelompok yang mendapat terpaan ILM audio, tanpa celebrity endorsers
Kel V kelompok yang mendapat terpaan ILM cetak + celebrity endorsers
Kel VI kelompok yang mendapat terpaan ILM cetak, tanpa celebrity endorsers
dilakukan untuk ketiga Grup yakni Grup A,B dan C
Setelah melakukan treatment kemudian masing-masing kelompok diuji ulang /posttest dengan menggunakan instrumen yang sama dengan yang dipakai dalam pretest
Melakukan koding data hasil pretest maupun posttest.
Melakukan analisis data dengan alat analisis yang tepat ( Anova )
Interpretasi dan pembahasan , kemudian membua simpulan penelitian
Penyusunan laporan hasil penelitian

Cara mengontrol variabel pengganggu :
Ada beberapa variabel yang dimungkinkan akan memengaruhi hasil eksperimen :
1. Variabel jenis kelamin : dikendalikan dengan memasukkan kedua jenis kelamin, siswa laki-laki dan perempuan dalam setiap kelompok dengan jumlah yang berimbang.
2. Variabel perbedaan kelas (asumsi : perbedaan respon kognitif ) dikendalikan dengan cara memasukkan variabel ini ke dalam perbedaan grup dalam perlakuan tersendiri.
3. Variabel latar belakang pernah tidaknya siswa terlibat kasus narkotika : dikendalikan dengan sebisa mungkin hanya memilih siswa yang belum terlibat narkotika dan semacamnya.
4. Variabel latar belakang sosial ekonomi dikendalikan dengan memperhatikan aspek randomisasi dalam sampling.
5. Variabel lingkungan ( ruang, kondisi dll ) dikendalikan dengan membuat desain ruangan yang sebisa mungkin sama antara ruang perlakuan kelompok satu dengan yang lain, dan dilakukan pada waktu yang bersamaan.

Alat analisis:
Uji F atau analysis of variance (Anova). Alat analisis dipakai untuk menguji beberapa independent variabel yang juga disebut factors secara simultan (Wimmer& Dominick, 2003 : 288 )

DAFTAR PUSTAKA ACUAN
Arikunto, Suharsimi. ( 2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT Rineka Cipta
Kasali, Rhenald. ( 1993).Manajemen Periklanan ( Konsep dan Aplikasinya di Indonesia). Jakarta: PT Gramedia Utama Grafity.
Lavidge. R. & Steiner, G.A. ( 1961) “A Model for Predictive Measurement of Advertising Effectiveness”. Jurnal of Marketing 25.USA : American Marketing Association.
Moriarty, Sandra. ( 1986). Creative Advertising : Theory and Practice. New Jersey : Prentice Hall
Sumartono. (2002). Terperangkap Dalam Iklan ( Meneropong Imbas Pesan Iklan Televisi). Bandung : CV Alfabeta.
Wimmer, Roger D & Diminick, Joseph R. Mass Media Research an Introduction (7ed. ).USA : Thomson/Wadsworth
SKRIPSI

Ari Dina Krestiawan. (2002 ). Pengaruh Desain Iklan yang Menampilkan Image terhadap Persepsi Khalayak tentang Produk ( Studi Eksperimen tentang Pengaruh Iklan Produk yang Menampilkan Image di Televisi terhadap Persepsi Khalayak Tentang Produk. Jakarta : UI ( tidak diterbitkan )